Kalo aja kita ditanya apakah kita sudah siap mati? Spontan hampir sebagian besar dari kita (termasuk saya, hehehehe) akan otomatis menjawab, “Ah jangan sekarang lah gue belom siap, amit-amit ih, amal gue masih kurang nih.” Ketika kita menjawab seperti ini sebenarnya saya yakin bener bahwa kita dalam posisi yang sadar dan meyakini sepenuh hati bahwa panggilan Allah yang disampaikan lewat malaikat Izrail ini datang tanpa aba-aba, datang tanpa bisa diduga, datang tanpa bisa menunggu apakah kita siap atau tidak.
Namun kenyataan bahwa panggilan ini selalu datang mendadak, celakanya hal ini tak cukup ampuh untuk membuat kita melek dan beranjak berdiri. Udah tau Allah suka banget ngasih kejutan tapi sebagai hamba yang katanya masih belum siap, amal kurang dll kita bukannya menyibukkan diri mengumpulkan pundi-pundi amal tapi malah sebaliknya kita dengan ikhlas-nya mendzolimi diri dengan memupuk subur hal-hal yang justru mengundang kemurkaan Allah. Or let’s say, let’s be honest to ourself… terkadang justru kita merasa amal yang sudah kita lakukan itu sudah cukup aman untuk menolong kita one day, ya kan? 🙂 misalnya gini deh… hanya karena kita sudah pernah menunaikan ibadah umrah atau Haji kita jadi ujub dan merasa udah OK amal-amalnya 🙂 atau lagi, kita merasa sedekah kita sudah cukup membuat Allah terkagum-kagum dengan keikhlasan kita, well padahal kata “merasa” ini adalah kata yang paling berbahaya, kata ini sangat ampuh menjebak diri kita dalam kondisi cukup puas dengan kebaikan yang kita lakukan, dan berujung pada kita lupa jika maksiat yang kita lakukan akan dengan mudah membakar seluruh amal kebaikan kita menjadi abu. Astaghfirullah naudzubillah 😦
Saya setiap hari nyaris selalu wondering dan berpikir betapa mulia-nya si Fulan A,B,C,D yang selama ini benar-benar mendedikasikan dirinya untuk Allah, berjuang untuk Allah, menginspirasi banyak orang. 🙂 Saya selalu berpikir, “yaa Allah ini orang pasti “kaya” banget yah amalnya” yes karena konsep investasi amal kan seperti MLM ya, makin banyak yang tergerak karena kita maka Allah akan semakin sayang kepada kita dan otomatis kita jadi makin “kaya” dong. Dan jujur saya sama sekali tidak peduli dengan kehidupan si Fulan A, B, C, D ini di belakang mata lahir saya. Saya “tidak peduli” apakah dia benar-benar mengaplikasikan setiap dakwahnya kepada dirinya atau tidak, saya tidak akan menyibukkan diri untuk mencoba mencari tau kufurnya mereka. Dalam urusan memandang amal kebaikan orang lain saya lebih pasrah mempercayai pandangan mata lahir dulu aja deh, karena hal ini memudahkan saya untuk selalu bercermin,”dia udah berbuat ini loh, elu udah belom?”. I think this one is much more useful for my mind dari pada sibuk nyari kufurnya orang kesana sini 🙂
Life’s too short to wake up with regrets dear.. so use it wisely… I just can’t imagine… nanti ketika tiba masanya kalau mulut sudah dikunci sedangkan kaki dan tangan yang bersaksi kita bisa apa? Yes absolutely we can do nothing! 😦 “ Wahai manusia… Kau habiskan untuk apa masa mudamu?” Kalau Allah udah nanya kaya gini nanti apa yang akan kita jawab? Masa iya kita mau berani jawab,” Kami bekerja untuk mengejar dunia dong, kan kata Engkau itu masuk dalam kategori ibadah, kami sedekah juga kok, kami senang menyibukkan diri dalam bekerja tapi agak molorin jam sholat dikit ga papa lah ya, kami punya banyak cara untuk menyenangkan manusia tapi tak mahir menyenangkan Engkau, ga papa kan Yaa Allah? Engkau kan maha mengerti 🙂 Kami lebih merasa aman jika belajar ilmu agama (islam) seadanya soalnya kami takut menjadi fanatik dan tidak gaul jika terlalu rajin, kami senang melihat orang susah dengan susah melihat orang senang.” Naudzubillah 😦
Yaa Allah.. Yaa Allah 😦 rasanya malu ketika kita nampak seolah menjadikan dunia sebagai ladang ibadah tapi tanpa sadar yang justru kita kejar mati-matian bukan cinta Allah tapi isi dunia itu sendiri. Kita bekerja dengan dalih ibadah, namun hakikat ibadah wajib kita kepada Allah justru kita kebiri waktunya, kita beri Allah sisa 😦 kita memilih waktu untuk bermunajat kepada Allah bukan di awal-awal waktu namun malah di akhir-akhir sisa waktu kita 😦
Yaa Allah please guide us all the way, please dont make this world is our biggest concern 😦 yaa Allah letakkan-lah dunia ini dalam genggaman tangan kami jangan di hati kami :’)